Manusia pada dasarnya akan selalu menilai orang. Terkadang first impression lah yang membuat seseorang akhirnya menge-judge orang lain. Seperti misalnya, ketika melihat seseorang yang rambutnya kecoklatan, langsung kita berspekulasi kalau orang tersebut mengecat rambut. Namun pada kenyataannya bisa saja kan kalau pada dasarnya rambut orang itu memang tidak hitam? Atau ketika kita melihat seseorang yang menjual baju dengan harga yang sangat mahal, padahal kita menemukan baju yang sama dengan harga yang jauh lebih murah. Langsung kita menghakimi kalau orang tersebut mau untung besar. Padahal belum tentu, bukan? Bisa saja si penjual itu tangan ketiga ataupun keempat, sehingga harga modalnya juga udah enggak murah lagi.
Jadi inilah yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Gue langsung menghakimi seseorang dari tampangnya. Gue udah pernah bilang kan kalau gue punya online shop joinan sama temen gue? Nah, pas kita buka PO kelima, tiba-tiba ada seorang abang-abang yang komen di gambar salah satu gelang yang kita jual. Awalnya gue kaget. Selama ini baik pembeli, maupun yang sekedar nanya-nanya itu semuanya perempuan. Belum pernah ada laki-laki.
"Saya pesan satu, yang kodenya *******." Begitu komennya.
Sebelum gue bales komennya, gue langsung melancarkan aksi mencari tahu identitas orang ini dari facebook-nya. Okay, ternyata laki-laki ini bukan lagi seorang abang-abang. Tapi sudah menjadi seorang Bapak, karena ada status 'married to ....'. Terus gue lihat-lihat post-an dia. Ada status yang intinya adalah bahwa beberapa hari lagi sang istri akan ulang tahun, dan si Bapak bingung mau kasih hadiah apa. Mungkin aja dia mau menghadiahkan aksesoris dari La Dulce buat istrinya? Gue yang awalnya udah curiga dan mikir macem-macem kalau orang ini bakal cuman iseng, akhirnya merubah sedikit pikiran tak beralasan gue. Trus gue komen di gambar itu, dan minta untuk di-PM aja. Awalnya malah si Bapak gak ngerti loh arti PM itu apa.
Singkat cerita, gue udah PM duluan. Gue tanya, mau dikirim ke mana gelangnya? Terus Bapak dengan inisial MJ ini jawab, "Subang. Pembayarannya gimana ya? Saya gak punya rekening." Nah loh! Ini mah pasti iseng aja orangnya. Sok nanya-nanya dulu, akhirnya juga enggak beli, paling. Trus dengan cuek gue jawab, "Pembayaran via transfer aja, Pak." Dan tanpa gue duga, Pak MJ bales, "Oke deh." dan nanyain biaya kirim ke Subang berapa. Terus akhirnya gue minta alamat lengkap, nomor, dan segala macem. Abis dikasih, Pak MJ bilang, "Nanti saya hubungi lagi. Saya masih ada kerjaan."
Halah, basi! Belagak bilang ada kerjaan. Paling juga besok gak ada kabar lagi, gue pikir. Ternyata lagi-lagi gue salah. Besokannya, Pak MJ PM lagi dan ganti orderan. Bukannya malah mengurangi, tapi si Bapak nambah item loh! Gue terpana. Kalau bahasa sekarang itu sebutnya, "Ciyusss? Miapahh?" :p
Akhirnya gue totalin belanjaan dia, gue jabarin details pembeliannya + kasih nomor rekening dan dijawab dengan, "Oke mungkin saya transfer besok." Yayaya. Pokoknya kalau duit enggak ada, barang juga gak ada, Pak. Tapi gue gak bilang gitu kok! Gue jawab, "Ok. Nanti konfirmasi lagi aja. Terima kasih."
Besokannya gue iseng cek rekening. Tiba-tiba ada notif kalau Pak MJ udah transfer. UDAH TRANSFER!! Melihat tulisan nominal di rekening gue ini seakan bikin gue makin tertohok. Ternyata meskipun enggak punya rekening, Pak MJ setor tunai. Langsung deh gue buru-buru cek FB dan kabarin ke si Bapak kalau duitnya udah gue terima. Dan gue minta dia nunggu dengan sabar barang pesanannya yang dengan sistem PO.
"Tuh kan, Jes. Lagi-lagi lo nge-judge orang." Gue merutuki diri gue sendiri.
Sebenarnya sudah banyak pelajaran dimana gue berusaha meyakini diri gue sendiri kalau gue gak boleh menghakimi orang lain sebelum gue tahu benar siapa orang itu, bagaimana, mengapa, kapan, dan apa yang sedang dilalui sama orang tersebut. Kasus Pak MJ ini seperti siraman air dingin ke gue. Pertama, adalah kalau enggak semua orang yang bertampang mencurigakan itu pasti orang jahat. Kedua, niat sang Bapak yang pingin ngasih hadiah buat ulang tahun istrinya (okay ini gue cuman sotoy, tapi kalo enggak, buat apa dong?). Dan yang ketiga, online shop gue TRUSTED! Yeayyy!
Gue lebih memilih punya seorang customer seperti Pak MJ ini yang memang serius membeli daripada lima customers yang mau beli, tapi ternyata hit and run, alias hilang tanpa kabar. Enggak bayar, enggak konfirmasi. Sebodo amat juga sih, seperti yang gue bilang tadi, toh kalo duit enggak ada yang barang juga gak ada. Dan tentunya, pembeli yang seenak jidat itu di-BLACKLIST. :p
Anyway, terima kasih banyak Pak MJ. Terima kasih karena sudah beli. Terima kasih juga karna Bapak ngingetin gue lagi tentang betapa enggak bolehnya kita menge-judge sesuatu dari tampak luarnya saja.
"When you judge another, you do not define them. You define yourself." -Wayne Dyer.
Jessica Chiu.